The Paradox of Choice: Mengapa Banyak Pilihan Tidak Selalu Lebih Baik

Januarta Buda

Ilustrasi The Paradox of Choice (unsplash/Victoriano Izquierdo)

Dewasa ini hampir setiap hari kita menemukan begitu banyak pilihan di segala aspek kehidupan. Begitu banyaknya pilihan seolah-olah menawarkan kebebasan yang begitu besar pada manusia, padahal di belakangnya terdapat sisi lain yang membelenggu. Pilihan-pilihan tersebut mungkin secara sadar akan membuat kita merasa bahwa hidup menjadi lebih mudah, namun tidak jarang juga membuat kita kebingungan, memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap sesuatu, atau bahkan tidak puas akan pilihan-pilihan tersebut. Fenomena ini dikenal dengan sebutan The Paradox of Choice.

The Paradox of Choice merupakan fenomena psikologis yang dipopulerkan oleh Berry Schwartz, seorang psikolog asal Amerika Serikat dalam bukunya “The Paradox of Choice: Why More is Less” yang terbit pada tahun 2004. Ia mengungkapkan bahwa semakin banyak pilihan membuat kita semakin susah dalam membuat keputusan dan semakin besar juga kemungkinan menurunkan tingkat kepuasan kita.

Salah satu contoh kasus paradox of choice yang mungkin pernah teman-teman alami adalah saat membuka layanan pesan makanan online. Layanan tersebut menyuguhkan ratusan jenis makanan dari berbagai warung makan terdekat, kemudian kita menghabiskan waktu yang begitu lama untuk menentukan makanan namun berujung tidak jadi memesan karena tidak tahu harus membeli yang mana. Atau memesan salah satu makanan namun justru mengecewakan karena rasanya tidak sesuai dengan ekspektasi.

Dalam kanal video TED, Berry mengungkapkan beberapa alasan mengapa banyak pilihan seringkali membuat orang merasa menderita antara lain, 1) Regret & anticipated regret maksudnya adalah penyesalan akan pilihan dan kekhawatiran berlebih akan pilihan yang salah dan mengecewakan. 2) Opportunity cost maksudnya mengorbankan alternatif pilihan yang tidak terpilih, meskipun pilihan tersebut juga sebenarnya baik. 3) Escalation of expectation maksudnya banyak pilihan membuat kita cenderung menaikkan ekspektasi pada sesuatu. Terakhir 4) Self-blame maksudnya kecenderungan menyalahkan diri sendiri setelah memutuskan pilihan.

Alasan-alasan tersebut membuat memilih menjadi pekerjaan yang begitu sulit, memakan banyak waktu, bahkan membuat kita sangat kewalahan. Pilihan yang banyak memang tidak akan selamanya buruk, tapi tidak juga selalu lebih baik. Sebagai manusia kita tetap perlu alternatif pilihan dalam segala hal. Oleh karena itu, pilihan yang terlalu banyak bukan menandakan kebebasan melainkan justru menjadi kelumpuhan (paralysis). 

Saat ini memang hampir mustahil untuk menghindari pilihan yang begitu banyak namun tentu masih ada kiat untuk menyiasati kondisi tersebut. Cara sederhana untuk menyiasati paradox of choice dengan menetapkan standar atau kriteria tertentu sebelum memilih. Fokus pada poin yang benar-benar penting akan pilihan tersebut. Kemampuan ini akan membantu kita dalam mengelola dan membatasi pilihan dengan baik. Menaruh ekspektasi yang tidak terlalu tinggi dan pentingnya kesadaran bahwa pilihan yang baik saja sudah cukup. Meminjam istilah dari channel youtube Sikutu Buku, kita hanya perlu menjadi satisficers atau sederhananya orang yang cepat puas dan menganggap pilihan yang baik saja sudah cukup. Tidak perlu menjadi maximizer yang cenderung selalu memikirkan pilihan yang terbaik hingga pilihan yang terkadang tidak masuk akal.

Referensi

Pos Terbaru

Review Pintu: All-in-One Crypto App Terbaik di Indonesia

InvestasiUlasan

Review Pintu: All-in-One Crypto App Terbaik di Indonesia

Cryptocurrency merupakan salah satu alternatif investasi yang sangat digemari di Indonesia. Dilansir dari Kontan.co.id, jumlah investor crypto per April 2024 ...

Inspirasi

The Paradox of Choice: Mengapa Banyak Pilihan Tidak Selalu Lebih Baik

Dewasa ini hampir setiap hari kita menemukan begitu banyak pilihan di segala aspek kehidupan. Begitu banyaknya pilihan seolah-olah menawarkan kebebasan ...

Inspirasi

10 Rutinitas Pagi Ala Jim Kwik

“Cara memenangkan suatu hari, kuncinya terletak pada rutinitas pagi.” Kira-kira begitulah saya menyimpulkan beberapa pemaparan dari Jim Kwik, salah satu ...

Logo Aplikasi Pluang

InvestasiUlasan

Review Pluang: Satu Aplikasi untuk Semua Investasi

Dalam dunia investasi, diversifikasi portofolio adalah satu hal yang wajib bagi para investor. Diversifikasi portofolio adalah strategi investasi dengan cara ...

Investasi

Investasi Emas: Panduan Lengkap untuk Pemula

Investasi emas cukup menarik banyak perhatian investor akhir-akhir ini. Bagaimana tidak? Dalam setahun terakhir, harga emas mengalami kenaikan lebih dari ...

Tinggalkan komentar